Judul Asli : Assessing The Environmental Impacts of Consumption and Production – Priority Products and Materials
Penerbit : UNEP
Tahun : 2010
Tebal : 112 halaman
Setiap kegiatan ekonomi membutuhkan sumber daya seperti energi, bahan baku/materi, dan lahan. Selain itu, kegiatan ekonomi selalu menghasilkan residu material yang masuk ke lingkungan dalam bentuk limbah ataupun polusi. Di satu sisi, bumi memliki kemampuan yang terbatas, baik dalam memasok sumber daya maupun dalam menyerap polusi. Kemudian timbul pertanyaan mengenai kegiatan ekonomi yang berbeda beda tersebut mempengaruhi penggunaan sumber daya alam dan polusi yang dihasilkan.
Laporan ini menjelaskan serta mengkaji pertanyaan tersebut diatas melalui 2 langkah utama. Langkah pertama dengan meninjau kajian pengamatan pada tekanan – tekanan lingkungan dan dampaknya pada sistem bumi, yang biasanya dititik beratkan pada sisi kesehatan lingkungan, kesehatan manusia, dan kemampuan penyediaan sumber daya. Kemudian, langkah kedua yaitu dengan mengidentifikasi penyebab tekanan – tekanan tersebut dari kegiatan ekonomi yang berbeda, yang dilakukan pada tiga perspektif utama, yaitu dari perspektif kegiatan produksi (produsen), penggunaan akhir produk (konsumen), dan dari perspektif penggunaan materi/bahan baku (pemilihan materi/bahan baku), sehingga dapat menetapkan pritoritas dari tiap perspektif tersebut. Kajian pada laporan ini diperoleh dari tinjuan menyeluruh serta perbandingan eksisting studi dan literatur dalam menganalisa dampak produksi, konsumsi, serta penggunaan sumber daya dari suatu negara, grup negara, ataupun dunia secara keseluruhan.
Berikut merupakan tekanan – tekanan lingkungan yang teridentifikasi dari sisi kesehatan lingkungan, kesehatan manusia, dan kemampuan penyediaan sumber daya. Dari sisi kesehatan lingkungan, beberapa tekanan lingkungan utama yang diidentifkasi oleh Millennium Ecosystem Assessment adalah perubahan habitat, polusi (nitrogen dan fosfor), eksploitasi berlebihan dari sumber daya biotik seperti perikanan dan hutan, perubahan iklim, dan spesies invasif. Kemudian dari sisi kesehatan manusia, WHO mengidentifikasi tekanan lingkungan berupa air minum dan sanitasi yang tidak sehat, pembakaran bahan bakar pada sektor rumah tangga, paparan timbal, perubahan iklim, polusi udara perkotaan dan pajanan partikulat yang menjadi salah satu kontribusi utama penyakit saat ini. Sementara kajian mengenai ketersediaan sumber daya masih sangat terbatas dan pustaka akademis pun masih mempermasalahkan apakah yang terjadi berupa kelangkaan sumber daya, atau sebenarnya yang menjadi permasalahan utama adalah timbulnya persaingan pada sumber daya yang langka tersebut. Namun berdasarkan hasil proyeksi, mengindikasikan bahwa konsumsi beberapa logam serta minyak dan gas akan melebihi dari persediaan yang ada, dan mungkin ketersediaan cadangan akan habis pada abad ini. Untuk sumber daya biotik, eksploitasi berlebihan telah menyebabkan hancurnya pasokan sumber daya, terutama dalam hal perikanan. Selain itu, persaingan atas tanah dan ketersediaan air bersih merupakan masalah serius.
Adapun dampak lingkungan yang disebabkan oleh emisi yaitu perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca, eutrofikasi yang disebabkan oleh polusi dengan nitrogen dan fosfor, efek pencemar bagi lingkungan (ecotoxic) dan manusia yang disebabkan oleh polusi udara perkotaan dan regional, polusi udara dalam ruangan serta emisi beracun lainnya. Sedangkan dampak lingkungan terkait dengan penggunaan sumber daya yaitu penipisan sumber daya abiotik (fosil – pembawa energi dan logam), penipisan sumber daya biotik (terutama ikan dan kayu), perubahan habitat dan kompetisi sumber daya (dikarenakan air dan tata guna lahan).
Dari perspektif produksi telah teridentifikasi 3 proses produksi pada industri dalam menetapkan prioritasnya. Pertama adalah proses yang melibatkan pembakaran bahan bakar fosil, yakni berupa kegiatan yang melibatkan pembakaran bahan bakar fosil dengan menggunakan listrik, yang biasanya dimanfaatkan untuk pemanasan ruangan, transportasi, penyulingan logam dan energi. Dimana faktor tersebut merupakan adalah salah satu kontributor utama dalam perubahan iklim, penipisan sumber daya abiotik, eutrofikasi, asidifikasi, dan toksisitas. Kedua adalah pertanian dan kegiatan yang menggunakan biomassa menggunakan, yang merupakan kontributor signifikan terhadap perubahan iklim, eutrofikasi, penggunaan lahan, penggunaan air dan toksisitas. Ketiga adalah perikanan, dimana eksploitasi berlebihan dan berkurangnya cadangan ikan, jelas terkait dengan sektor ini, begitu juga dengan emisi yang relatif tinggi dari industri perikanan.
Secara umum, identifikasi dampak terkait dari penggunaan akhir produk dan jasa dapat ditinjau dari 2 sisi, yaitu prioritas produk dan konsumsi akhir, dan peran dari kegiatan ekspor dan impor. Terkait dengan prioritas produk dan konsumsi akhir, disebutkan bahwa, hampir di setiap negara, konsumsi dalam rumah tangga menentukan sebanyak 60% bahkan lebih terhadap dampak siklus hidup dari penggunaan akhir produk. Dimana pada rumah tangga di negara berkembang, konsumsi makanan dan perumahan mendominasi emisi gas rumah kaca. Sedangkan pada negara industri, seluruh studi menunjukan sebanyak lebih dari 70% dampak, berasal dari konsumsi rumah tangga (perumahan, makanan, dan peralatan listrik). Sementara dampak dari konsumsi kegiatan pemerintahan serta investasi pada infrastruktur dan pasar modal biasanya lebih rendah dibandingkan dengan konsumsi dari rumah tanggga. Ekspor dan impor pun ternyata berpengaruh dalam hal ini, mengingat negara berkembang (terutama di Asia) telah mengembangkan diri menjadi eksportir produk ke negara-negara maju dalam jumlah yang besar. Akibatnya, dampak yang didorong oleh konsumsi negara-negara maju, sebagian berpindah ke negara-negara produksi. Dalam kedua perbandingan lintas negara dan studi lintas sektor dalam rumah tangga masing-masing negara, terlihat korelasi yang kuat antara kemakmuran dengan penggunaan energi, serta emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari konsumsi akhir.
Pada perspektif penggunaan material, upaya telah dilakukan untuk menghitung dampak dari penggunaan suatu material, dengan bantuan studi siklus hidup dan database, yang berisi informasi tentang emisi dan penggunaan sumber daya. Keduanya, total arus materi dan dampak per satuan massa, tampak bervariasi antar bahan, sekitar 12 kali lipat. Hal tersebut menunjukkan bahwa keduanya (massa total dan dampaknya per kg) adalah relevan. Namun, studi yang mempertimbangkan dampak lingkungan serta arus total massa hanya bisa ditemukan untuk Eropa. Indikator studi tersebut memfokuskan pada peralatan pertanian dan bahan biotik, bahan bakar fosil, dan logam.
Dapat disimpulkan bahwa sektor pertanian dan konsumsi pangan diidentifikasi sebagai salah satu pendorong utama tekanan lingkungan, yang menjadi penyebab utama perubahan habitat, perubahan iklim, penggunaan air, dan emisi beracun. Selain itu, pemanfaatan energi fosil untuk pemanasan, transportasi, penyulingan logam dan produksi barang-barang manufaktur, juga merupakan faktor utama penyebab berkurangnya sumber daya energi fosil, perubahan iklim, dan berbagai dampak dari emisi. Mengingat perkembangan yang pesat baik di sektor industri maupun teknologi, maka dibutuhkan studi serta penelitian lebih lanjut dalam mengevaluasi tren, mengembangkan skenario, dan mengidentifikasi beberapa hal rumit. Pada tiap sektor (produksi, konsumsi, penggunaan material) masih perlu didukung dengan memperbanyak analisis dan penyajian data secara lengkap dan menyeluruh dalam format yang konsisten secara internasional. Sehingga akan mempermudah dalam memantau perkembangan, membuat analisa lintas negara dan lintas sektor, mengidentifikasi secara detail faktor ekonomi yang paling berdampak serta faktor – faktor yang menentukan keberhasilan kebijakan, dan sebagainya. [WV]